Search This Blog

Olyvia Dian Hapsari: ZZ, Ikut Kupas Proses Kreatif 13 Perempuan

Tulisan Olivia Majalah Zigzag di http://www.sma2bojonegoro.com/?p=885

ZZ, Ikut Kupas Proses Kreatif 13 Perempuan

February 13, 2012 · Print This Article

13 PerempuanSMAdaBO-ZZ (baca: Majalah ZIG-ZAG) mendapat kesempatan hadir dalam program kelas menulis yang diadakan di Sanggar Guna, Jl. A. Yani no. 43, Tikusan, Kapas. Pagi itu, Minggu (12/02/) kelas menulis diisi dengan materi bedah buku dan berbagi proses kreatif kumpulan cerpen 13 Perempuan. Kegiatan yang dimotori Anas AG, Redaktur Radar Bojonegoro, sebagai moderator Prawoto, pembina jurnalistik ZZ dan narasumber Yonathan Rahardjo yang merupakan penulis 13 Perempuan.
Tak hanya dihadiri wartawan ZIG-ZAG dan para peserta kelas menulis saja, beberapa orang dari Komunitas Blogger Bojonegoro turut mewarnai acara bedah buku pagi itu. Selain itu kelas menulis juga kedatangan tamu istimewa yaitu Maria Dorote, lulusan SMAN 2 Bojonegoro 2008 yang juga mantan wartawan ZIG-ZAG yang jauh-jauh datang dari Salatiga untuk menuntaskan bahan skripsinya yang kebetulan diambil dari dari kumpulan cerpen 13 Perempuan.
Kegiatan itu dimulai pukul 10.00. Moderator memberikan penjelasan awal dengan menjelaskan cuplikan-cuplikan dari kumpulan cerpen tersebut. Sejurus kemudian Tea yang merupakan mahasiswi UKSW Salatiga memulai dengan menyibak sedikit alasannya megapa mengangkat kumpulan cerpen milik penulis asli Bojonegoro ini sebagai bahan skripsinya. Menurut mereka, cerpen-cerpen Yonathan Raharjo menggambarkan feminisme sebagai potret kekuatan perempuan Indonesia.
Kumpulan Cerpen 13 Perempuan, merupakan Yonathan Rahardjo yang sebelumnya sudah pernah dimuat diberbagai media massa. Kumpulan yang terbit tahun lalu itu berisi cerita perempuan pinggiran yang mencoba bertahan melawan badai kehidupan digali dari pengalaman kehidupan sehari-hari yang ditemui penulis selama ini.
Cerpen-cerpen beraliran realis-humanis itu didasari ketidaksengajaan Yonathan yang melakukan survei kehidupan perempuan. Menurutnya, setiap pengalaman yang didapat disekitar kita, walau itu sederhana dapat menjadi inspirasi dalam merangkai cerita. Lokalitas yang diangkat menjadi dasar dalam pembuatan cerpennya dan tidak mengesampingkan pesan moral yang diusung. Yonathan tetap menjadikan pesan moral sebagi hal utama dalam tulisan sastranya untuk berbagi dengan para pembaca. Kumpulan cerpen 13 Perempuan memotret secara apik kekuatan perempuan pinggiran yang banyak kita temui. Membaca karya ini kita seperti dibawa hidup ditengah-tengah permasalahan yang banyak mendera kehidupan, begitu dekat, dan sangat kental dengan lokalitas.
Dalam proses kreatif penulisan kumpulan cerpen tersebut, pria yang ‘nyantai’ itu membeberkan dengan gamblang perjalanannya saat menulis karya ini. Laki-laki yang berusia 43 tahun itu menceritakan langkah pertama saat mendapatkan inspirasi dari kejadian-kejadian yang pernah dilalui. Beliau menuliskannya sesuai dengan aliran (realisme, naturalis, dan surealis) kemudian menggabungkannya dengan dengan imajinasi. Imajinasi didapatkan dari berbagi hal termasuk membaca buku apa sajasehingga bisa menambah kekayaan bahasa. Terakhir, penulis yang juga alumni SMAdaBO tahun 1987 ini menulis dengan pendekatan hati, mengalir bebas, tanpa paksaan, lalu mengirimkannya ke media massa. Penulis yang tinggal di Gang Iro itu juga berpesan pada peserta supaya jangan cemas bila tulisan tidak diterima redaksi media massa, dan tidak usah takut jika tulisan kita tidak ada pembacanya. “Tulisan itu tidak perlu mencari pembaca, karena pembaca akan dengan sendirinya mencari tulisan itu kemudian membaca dan memberi apresiasi sesuai dengan seleranya masing-masing,” tegasnya saat menyemangati para peserta untuk terus menulis.
Kegiatan kelas menulis pagi itu ditutup dengan sesi tanya jawab oleh peserta kelas menulis. Lulusan Kedokteran Hewan Universitas Airlangga itu juga memberi pesan terakhir untuk kelas menulis bahwa manusia berbuat baik itu adalah kewajiban, dan jangan pernah merasa bahwa kita sudah berbuat baik. Maka dengan itu kita akan menjadi manusia yang ikhlas. Sabagai gong dari acara itu, Anas AG diminta pleh moderator supaya menguatkan para peserta. Ia berpesan jika anda bukan anak bangsawan. Menulislah. Maka orang-orang akan tahu siapa diri anda.
Kegiatan tersebut memberi energi positif kepada semua orang yang hadir. Salah satunya adalah Ollivia. Ia merasa senang sekali mendapat kesempatan minggu itu. “Saya semakin semangat untuk terus menulis, apapun itu, akan saya tulis,” ungkap cewek berkacamat itu pada ZZ. ‘Sepanjang pikiran kami dipenuhi rasa lapang dan semangat untuk terus menulis dari hati dengan baik’ begitulah Yonathan Rahardjo menulis pesan di buku kerja ZIG-ZAG, sambil membubuhkan tanda tangannya. (Olivia-ZZ)


No comments:

Post a Comment