Search This Blog

YeNae N' Zhenae: Ceritaku bersama 13 Perempuan

Tulisan YeNae N' Zhenae seorang peserta di http://www.sma2bojonegoro.com/?p=880

Ceritaku bersama 13 Perempuan

February 12, 2012 · Print This Article

Alin bersama Om JoeSMAdaBO-Minggu (12/02), acara Kelas Menulis Sanggar Guna Lantip dimulai. Terlihat jam di Hpku menunjukkan pukul 09.15. Acara yang istemewa sekali bagiku, tentu istimewa juga bagi Alin, Roshida, Oliv, Sheny, dan Irma teman-temanku di SMAdaBO. Acara tersebut dihadiri oleh Yonathan Raharjo sastrawan dan penulis asli Bojonegoro. Penulis yang akrab dipanggil dengan Mas atau Om Joe tersebut merupakan penulis novel Lanang, pemenang sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2008. Asal tau saja, Om Joe adalah kakak kelas kami, beliau adalah alumni SMAN 2 Bojonegoro yang lulus pada tahun 1987. Kali ini, Om Joe bercerita tentang kumpulan cerpen terbarunya yang berjudul 13 perempuan.

Selaian penulis hadir juga, Anas Age Redaktur Koran Radar Bojonegoro (Jawa Pos Group), Maria Dorotea, alumni Zig-Zag SMAdaBO 2008 yang saat ini sedang menysusun skripsi tenag kumpulan cerpen 13 perempuan 2008 yang sekarang sedang menyelesaiakan skripsinya di salah satu Universitas di Salatiga dengan mengambil isi dari buku 13 Perempuan. Sebagai Moderator adalah Guru sekaligus pembina Jurnalistik di sekolahku. Aku dan teman-teman bisanya memanggilnya Pak Prawoto.

Kelas Menulis dihadiri kurang lebih sekitar 20 orang yang berasal dari berbagai golongan dan umur. Banyak dari mereka yang umurnya diatas 20 tahun. Tapi bagi aku dan teman-teman di ZigZag tak mengurungkan semangat meskipun umur kami masih menginjak 16 tahun. Kami menyimak dengan antusias semua obrolan dari mereka. Obrolan tersebut bagiku adalah informasi yang jarang bisa diperoleh. Sebab, dalam acara tersebut Om Joe membahas tuntas proses kreativ dari buku 13 Perempuan yang ditulisnya. Kumpulan cerpen 13 Perempuan diambil dari pengalaman yang pernah dialami Om Joe sendiri. Om Joe berbagi kepada kami mengenai proses kreatif dari pembuatan buku 13 Perempuan. Mulai dari problem yang ada dalam cerita, pilihan kata, teknik dan banya hal. Termasuk bagimana Om Joe menciptakan imajinasi yang realis, naturalis dan humanis dalam ceritanya.
Setelah Om Joe menceritakan semua proses pembuatan buku tersebut, sesi tanya jawab pun dimulai. Dua perwakilan ZigZag yang diwakili. Yang pertama aku sendiri, dan yanh kedua adalah Alin. Kami mengacungkan tangan untuk bisa mendapatkan kesempatan bertanya pada Om Joe. Setelah dipersilahkan oleh moderator, Om Joe memberikan jawaban atas pertanyaan kami dengan penjelasan yang menarik. Alhamdulilah saya dan Alin bisa dengan mudah menangkap perkataan yang disampaikan. Om Joe berpesan kepada kami agar kami terus menulis dengan hati. Jangan pernah takut dan jangan putus asa jika tulisan yang kita buat tidak diterima dan tidak disukai orang lain. “Menulis adalah hal yang menyenangkan dan menulis sama halnya dengan berbagi dengan orang lain. Urusan diterima di masyarakat atau tidak itu belakangan”, tegas pria asli gang iro itu.
Banyak pesan yang diberikan Om Joe pada kami, salah satunya “Jika kita sebagai manusia berbuat baik, jangan merasa bahwa kita pernah berbuat baik. Dengan begitu kita akan terus berbuat baik dan menjadi orang ikhlas”. Dalam kelas tersebut, kami semakin terkuatkan untuk terus belajar penulis. Pelajaran daari Pak Pra di Ekstra Jurnalistik yang selama ini kami terima semakin terkuatkan dengan pertemuan bersama Om Joe. Saya berharap kelak bisa menjadi sastrawan dan penulis yang mampu berkarya dengan hebat. Sungguh yang begini adalah pelajaran yang tidak ada dalam mata pelajaran dalam kelas di sekolah. Semangat menulis !!! (Yeni-ZZ)

No comments:

Post a Comment